Pesta demokrasi 2019 buatku dan istri sudah selesai kira-kira jam 08.30 WIB tanggal 17 April 2019, sesaat setelah kami menggunakan hak pilih kami untuk memilih Presiden-Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD. Sisanya, hingga saat pengumuman hasil rekapitulasi KPU, itu hanya bonus pesta demokrasi. Karena bonus, ya kami akan menerima apa pun hasilnya kemudian. Dan kami pun melanjutkan hidup kami seperti yang biasa kami jalani secara normal. Bangun pagi, aktivitas keseharian, sore kami luangkan waktu untuk ngobrol ngalor ngidul, dan ketika lelah di malam hari, ya tidur, dst secara berulang-ulang. Pun di weekend. Plus-nya di weekend adalah kami menghabiskan waktu berempat, entah di rumah, sekedar muter-muter sekitaran rumah, atau pergi jauhan dikit [beneran jauhan dikit ya].
Oya, ketika ngobrol ngalor ngidul, pastinya ada sesekali terselip obrolan soal pesta demokrasi, soal keriuhan pendukung yang satu dan pendukung yang dua, ya kami juga memiliki perspektif sendiri terhadap keriuhan itu, ada yang sependapat, dan ada pula yang berseberangan, tapi ya, itu tetap dalam diskusi kami berdua. Dan kami memutuskan untuk tetap dalam koridor kami berdua, supaya kami tidak larut atau terbawa dan terlibat langsung dalam keriuhan kedua pasangan atau pendukung pasangan di sosial media, yang sudah memiliki kebenarannya masing-masing, yang seringkali sudah tidak bisa didemokrasikan. Kami bahkan paling anti menyebarkan suatu tulisan atau narasi yang asal share, asal copas, dll, baik itu yang mendukung pasangan yang kami pilih maupun yang merugikan pasangan yang tidak kami pilih. Sederhana saja kata istri waktu itu, "pesta demokrasi sudah usai, jangan nodai ibadahmu dengan caci-maki, copas and share posting-an yang tidak baik, dll."
Sekali lagi, pesta demokrasi sudah usai, yuk rajut kembali kebersamaan kita sebagai INDONESIA.
Jakarta, 22 Mei 2019
Comments
Post a Comment