Latar Belakangnya …
Jadi, ceritanya, sejak April 2020 saya kembali menggunakan laptop pribadi saya untuk bekerja, karena laptop kantor yang saya bawa tidak bisa booting, sehingga terpaksa harus menggunakan laptop pribadi.
Sebagai info, laptop saya adalah Dell Inspiron 14 3458 Core i3-5005u yang sudah saya gunakan sejak pertengahan Februari 2016. Laptop ini di-bundling dengan sistem operasi Ubuntu 14.04, tetapi kemudian saya ganti dengan Linux Mint 17.3, dan berturut-turut saya upgrade sesuai rilis terbaru Linux Mint (rilis terakhir yang saya gunakan adalah Linux Mint 19.3-cinnamon).
Tapi kemudian, laptop saya mengalami slow bahkan no respond. Usut punya usut, Linux Mint 19.3-cinnamon ini ternyata memang lumayan berat. Alhasil saya kemudian mencoba Lubuntu 20.04 sejak Mei 2020.
Kurang lebih empat bulan menggunakan Lubuntu 20.04, secara umum, lebih ringan dibandingkan dengan Linux Mint. Tapi kemudian, ternyata beberapa kali laptop saya masih mengalami slow hingga no respond. Usut punya usut, ternyata disebabkan oleh penggunaan video conference yang dilakukan bersamaan dengan aplikasi lainnya, -biasanya bersamaan dengan office, browser (lebih dari sepuluh tab), pdf viewer, dan thunderbird.
Oya, sebagai info aja, saya menggunakan tiga aplikasi video conference, yaitu: Microsoft Teams, Skype, dan Zoom. Masing-masing aplikasi membutuhkan resource yang berbeda, Microsoft Teams (561,4 MB), Skype (211,6 MB), dan Zoom (93,04 MB).
Untuk penggunaan beberapa aplikasi secara bersamaan, tanpa video conference, pemakaian RAM saya berada di rentang 1,6 GB-1,9 GB. Dan ketika ditambah dengan video conference, penggunaan RAM bisa mencapai 2,5 GB, bahkan lebih. Dari alokasi RAM yang ada di laptop saya, sebenarnya masih ada sekitar 1,5 GB tersisa, tetapi tetap saja masih mengalami slow hingga no respond.
Saya curiga ini diakibatkan kondisi laptop yang beranjak panas seiring penggunaan, sehingga mengurangi performanya, karena di saat dingin atau baru mulai digunakan, saya tidak mengalami masalah slow atau no respond.
Upgrade-nya …
Ada dua peluang upgrade untuk Dell Inspiron saya, yaitu upgrade RAM dan harddisk-nya. Untuk RAM, masih ada satu slot tersisa untuk RAM yang bisa diisi dengan satu modul RAM. Kemudian untuk harddisk, dengan mengganti HDD dengan SSD.
Untuk upgrade RAM, Dell Inspiron saya ini menggunakan RAM dengan spesifikasi teknis: DDR3L, 4GB, 12800S, dan 1RX8 merk Samsung M471B5173EB0-YK0. Secara kapasitas, Dell Inspiron ini sebenarnya bisa menampung RAM dengan kapasitas maksimal sebesar 16GB atau 2x8GB. Tetapi, saya hanya upgrade 4GB saja, menyesuaikan budget yang tersedia dan RAM yang sudah terpasang, sehingga pasca upgrade total RAM laptop saya adalah 8GB.
Sebagai info, untuk upgrade-nya, saya membeli RAM dengan spesifikasi yang sama dengan spesifikasi RAM yang sudah terpasang di laptop, mengingat saya hanya berencana menambahkan RAM dengan mengisi satu slot yang masih belum digunakan.
Sebagai gambaran dalam upgrade RAM, beberapa hal ini perlu diperhatikan:
DDR3L, ini adalah model RAM di laptop saya, sehingga saya harus juga membeli RAM DDR3L. Sebagai informasi, selain DDR3L, ada juga DDR4, DDR3, dan DDR2. Tidak boleh salah membeli. Salah membeli akan berakibat RAM tidak bisa digunakan. Selain itu, perlu diketahui, model RAM tetap ada dua, untuk laptop (lebih pendek) dan untuk desktop/PC (lebih panjang). Jadi, kalo mau mengganti RAM laptop, pastikan membeli RAM untuk laptop, begitu pula jika PC, maka beli RAM untuk PC.
12800S/PC 1600, saya membeli RAM dengan spesifikasi yang sama, karena jika lebih rendah, RAM tetap berfungsi, tetapi performa-nya akan mengikuti spesifikasi yang lebih rendah. Jadi, sangat disarankan membeli RAM dengan spesifikasi yang sama.
1RX8, selain tipe ini, ada tipe 2RX8. Menurut beberapa tulisan, tipe 1RX8 lebih efisien dalam bekerja dibandingkan dengan tipe 2RX8. Untuk dapat mengetahui bedanya cukup sederhana, kalo 1RX8 chipset/IC-nya hanya satu baris. Sedangkan 2RX8 chipset/IC-nya ada dua baris.
Merk, untuk yang ini, sepertinya tidak harus sama, tetapi disarankan untuk mendapatkan merk dan seri/part number yang sama.
Nah, untuk upgrade RAM ini, saya kebetulan membeli RAM second di salah satu marketplace. Saat pembelian, saya menanyakan terlebih dahulu ketersediaan RAM sesuai spesifikasi RAM yang sudah ada di laptop. Saya menyampaikan spesifikasi detilnya, sebagai berikut: RAM DDR3L, 4GB, 12800S, dan 1RX8 merk Samsung M471B5173EB0-YK0. Spesifikasi ini tertulis di RAM-nya, jadi mudah untuk dikenali.
Dari pengalaman saya membeli RAM di marketplace tersebut, penjual meminta foto RAM, untuk kemudian dicarikan RAM dengan spesifikasi dan seri/part number yang sama.
Disarankan untuk membeli RAM dengan spesifikasi yang sama, sehingga kemungkinan keberhasilan upgrade-nya lebih besar.
Perhatian! Khususnya jika temen-temen membeli RAM second. Terkadang ketemu sama penjual yang menjual RAM abal-abal. Oleh karena itu, ada baiknya periksa dengan teliti begitu menerima RAM-nya, dan ketika sudah dipasang, perlu segera memeriksa orisinalitas RAM yang kita beli.
Kalo temen-temen pengguna Microsoft Windows, bisa install dan jalankan CPU-Z. Dan kalo temen-temen menggunakan linux, terutama untuk varian Ubuntu, silakan ketik perintah berikut di terminal command (silakan copy and paste untuk menghindari kesalahan pengetikan):
sudo dmidecode --type memory
ENTER, dan jika diperlukan password, silakan ketik password.
Dari perintah tersebut, akan menghasilkan informasi rinci mengenai RAM yang kita gunakan (Perhatikan bagian yang saya kotak hitam).
Untuk mengetahui apakah RAM-nya abal-abal ataukah original, maka perhatikan informasi pada baris: manufacturer, serial number, asset tag, dan part number-nya. Keempat informasi ini harus sama dengan yang tertera di fisik RAM-nya. Jika tidak, maka bisa dipastikan kalo RAM yang temen-temen beli adalah abal-abal.
Untuk RAM yang saya beli, alhamdulillah asli. Informasi yang saya peroleh dari sistem sesuai dengan informasi yang tertera pada fisik RAM-nya. Selain itu, saya mendapatkan RAM dengan merk dan serial number yang sama dengan RAM yang sudah ada di laptop saya.
Kemudian untuk upgrade harddisk, seperti yang sudah saya sampaikan di atas, mengganti harddisk dari tipe HDD menjadi SSD. Klaimnya, performa SSD jauh lebih cepat dibanding HDD. Dari beberapa laptop yang pernah saya gunakan, khususnya yang menggunakan SSD, memang booting-nya jauh lebih cepat dibanding jika menggunakan HDD. Kita lihat nanti bagaimana peningkatan performa pasca diganti dengan SSD.
Untuk mengganti HDD menjadi SSD, ada satu hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu slot yang tersedia, karena ada tiga tipe, yaitu: SSD dengan slot SATA (mSATA dan SATA3/2.5 Inch), M.2, dan NVMe. Slot HDD/SSD yang tersedia di laptop saya bertipe SATA3/2.5 Inch. Jadi, ketika membeli, pastikan tipe slot SSD sesuai dengan slot yang tersedia di laptop temen-temen. Salah membeli nantinya tidak bisa dipasang.
Oya, sebagai info, perbedaan tipe slot juga berarti berbeda pula kecepatannya. Kecepatan SSD NVMe hampir enam kali lipat dibanding dengan SSD SATA. Secara berurut, yang paling cepat adalah NVMe, M.2, dan SATA. Sedangkan jika membandingkan SSD SATA dengan HDD, SSD SATA lebih cepat 3-4 kali dibandingkan HDD.
Soal merk, ada banyak merk SSD yang tersedia, jadi bebas untuk memilih yang mana, yang penting jangan salah tipe slot-nya, apakah SATA (mSATA dan SATA3/2.5 Inch), M.2, atau NVMe.
Tapi, kalo temen-temen mau lebih cermat dalam memilih SSD, bagus juga. Soalnya, ada SSD yang murah ada juga yang mahal -beberapa merk terkenal juga menyediakan yang versi murah dan mahal. Murah dan mahal ini tentu saja berhubungan dengan performa, daya tahan, dan tentu saja keamanan data temen-temen.
Saya sendiri, setelah melakukan review harga dan spesifikasi teknis beberapa merk SSD, seperti Intel SSD Pro 1500, Orico SSD SATA Troodon Series H100, Western Digital (Green dan Blue), SanDisk, Adata, Kingston A400, V-Gen, Gigabyte, dan Samsung, akhirnya memilih Gigabyte. Pilihan ini didasarkan pada berbagai review di internet dan youtube (kesimpulan review-nya sih sebenernya dari sisi kecepatan ya ga jauh beda lah), tapi kemudian untuk keputusan akhir, saya menggunakan feeling aja. Kenapa feeling, ya mengingat nama besar Gigabyte di produk motherboard yang oke punya. Jadi, semoga produk SSD-nya sebagus produk motherboard-nya.
Hasil Upgrade-nya …
Untuk upgrade RAM, ini tidak terlalu berpengaruh pada kecepatan laptop, baik ketika booting maupun membuka dan menjalankan aplikasi. Yang signifikan terasa adalah, ketika membuka dan menjalankan banyak aplikasi secara bersamaan, laptop saya tidak lagi mengalami lagging.
Untuk upgrade harddisk, beberapa perubahan yang saya rasakan, pertama, booting terasa lebih cepat dibandingkan ketika masih menggunakan HDD. Ketika masih menggunakan HDD, waktu booting kurang lebih 1 menit 10 detik, itu pun wifi tidak langsung terhubung. Ketika sudah menggunakan SSD, waktu booting kurang lebih 45 detik dan wifi langsung terhubung. Kedua, membuka dan menjalankan aplikasi terasa lebih cepat. Ketiga, transfer data jauh lebih cepat, meski dalam ukuran besar. Sebelumnya, ketika masih HDD, khususnya untuk data yang berukuran besar, kecepatan awal transfer datanya cukup cepat, tetapi dalam beberapa detik kemudian mulai konsisten melambat hingga selesai transfer. Keempat, palmrest dimana SSD ditempatkan tidak lagi terasa panas/hangat, padahal sebelumnya ketika masih menggunakan HDD, palmrest di atasnya terasa hangat. Kelima, secara fisik, laptop terasa lebih ringan. Ini karena HDD lebih berat, dan berat SSD hanya separohnya dari HDD.
Oya, tapi ini saya belum membuktikan, karena kebetulan baterai laptop saya sudah mati, SSD lebih hemat daya dibanding dengan HDD, sehingga berpengaruh pada daya tahan atau keiritan baterai laptop.
Dan terakhir, setelah upgrade RAM dan SSD, laptop saya sepertinya performanya meningkat pesat, saya memutuskan kembali menggunakan Linux Mint 20.04-cinnamon (Ulyana). Dan, setelah hampir satu mingguan menggunakan Linux Mint ini, alhamdulillah performa lancar, tidak mengalami kendala slow bahkan no respond.
Satu lagi sebagai info tambahan, HDD laptop, saya jadikan external harddisk dengan menggunakan harddisk enclosure.
Makasih ya, infonya bermanfaat.
ReplyDeleteBoleh dong kunjungannya ke blog saya juga :D
Cek tulisan terbaru saya di : Cara Mempercepat Laptop atau Komputer Lemot
Habis berapa upgrade nya?
ReplyDeleteTotal sekitar 800-an Kak, untuk SSD 240GB dan tambah 1 keping RAM DDR3 4GB.
Deletesekarang udah murah yg 8GB. tak upgrade jadi 12 GB (2 2nya samsung). lebih enteng. sebelumnya buka excel yg banyak sheetnya susah gerak udah 8GB juga. udah pakai SSD juga.
ReplyDeleteApakah SSD yang digunakan Dell Inspiron 14 3458 Core i3-5005u (Broadwell) sama juga dengan Dell Inspiron 3458 Core i5-5200u (Broadwell) dari sisi tipe slot SSD nya? terimakasih infonya
ReplyDeleteMungkin sama. Tapi untuk memastikan, bisa dibuka tutup belakangnya ya Kak. Cukup mudah untuk membuka dan mengakses bagian harddisk-nya.
DeleteKalo Inspiron saya, itu pakai slot SATA, jadi, saya beli SSD SATA.
Thanks for the info
ReplyDeleteitu ssd nya bisa pake yg tipe nvme kah?
ReplyDeleteKalo di laptop saya itu, gabisa Kak. Bisanya yang slot SATA.
Delete